Cari

Senin, 09 Desember 2013

Senin, 9 Desember 2013 KRL Commuter Line VS Truk BBM B 9265 SEH

Bangkai KRL di Bintaro (Foto: Arief/Okezone)Berdasarkan pantauan, hingga pukul 12.30 WIB masih terjadi kepanikan di sekitar lokasi tabrakan dan kebakaran kereta Bintaro. Raungan sirine pemadam kebakaran, ambulans, dan mobil polisi menggema keras di sekitar lokasi. Petugas pemadam kebakaran juga masih berupaya memadamkan api yang menimbulkan asap hitam.

Beberapa mobil ambulans berseliweran di lokasi kejadian untuk mengevakuasi jasad korban yang hangus terbakar. Sebagian jasad korban sudah dievakuasi ke Rumah Sakit dr. Suyoto dan Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Selatan. Sedangkan jasad yang belum dievakuasi untuk sementara dibawa ke Masjid At-Taqwa yang berada tidak jauh dari lokasi kecelakaan.

Namun, hingga saat ini belum diketahui jumlah korban kecelakaan tersebut. Sebanyak 20 mobil pemadam kebakaran terus berupaya memadamkan api, dibantu polisi, TNI, dan warga sekitar.
Seperti dikabarkan sebelumnya, kereta Commuter Line nomor 1131 tujuan Serpong-Tanah Abang mengalami kecelakaan di jalur arah Pondok Ranji menuju Kebayoran Lama. Kecelakaan yang terjadi pukul 11.20 WIB itu disebabkan tabrakan antara kereta dengan truk pengangkut elpiji. Akibat tabrakan itu, gerbong pertama kereta atau gerbong khusus wanita meledak dan terbakar. Begitu pula dengan truk elpiji serta sebuah sepeda motor yang berada di dekat lokasi kejadian.

Juru bicara PT Kereta Commuter Jakarta, Eva Chairunnisa, mengatakan tengah menangani musibah ini bersama PT Kereta Api (PT KA) Daerah Operasi 1. Akibat insiden tersebut, perjalanan kereta api lintas Tanah Abang-Maja diberlakukan satu jalur bergantian.
Kecelakaan kereta Commuter Line yang terjadi di Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan, menyebabkan korban jiwa yang cukup banyak. Menurut Lita, salah satu saksi mata kecelakaan kereta Bintaro, sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak. “Soalnya mereka berada di gerbong paling depan,” kata dia kepada Tempo di lokasi kejadian, Senin, 9 Desember 2013.

Jumlah Korban sebanyak 121 Orang terdiri dari :
Korban  Meninggal Dunia   :     7 Orang
Korban  Luka - Luka            : 114 Orang
Korban  dirawat di RS         :   36 Orang
Korban  Luka Ringan           :  78 Orang

  1. Masinis, Darman Prasetyo (32), warga Jalan Flores Baru 4 Pondok Martoloyo Tegal Jawa Tengah
  2. Petugas Teknisi KRL,  Sofyan Hadi (30), warga  Jalan RA.Kartini Gang Mawar 3 RT 002 RW 02, Kelurahan Margahayu Bekasi Timur, Jawa Barat
  3. Asisten Masinis, Agus Suroto (24), Warga Desa Sambong Blora RT 03/ 01,  Sambong Blora Jawa Tengah
  4. Penumpang,  Rosa Elizabeth Kesauliya (73), warga Jalan Camar 10 Blok AJ 2 Bintaro Jaya Sektor 3, Tangerang Selatan
  5.  Penumpang, Natalia (23), warga Jl Abadi No 122 RT 03/04, Pondok Karya Pondok Aren Tangerang Selatan
  6. Penumpang, Betty Iriani (56) warga Jl H Toib No 91 Ciputat
  7. Penumpang Al Risha Maghfira (16) warga Jl Cendrawasih V Kampung Serua RT 06/04 Sawah Baru Ciputat Tangerang Selatan
Data korban RS Suyoto : 1. Tuti Nurbaiti (57/rujuk Pd Aren), 2. Ny Cucu (26), 3. Aslinda (32) 4. Salvin (29), 5. Anna (21/rujuk Fatmawati) 6. Dewi Sartika (23/dirawat di Kenanga) 7. Reni (23-dirawat di Kenanga) 8. Ratna Agustin (24), 9. Sri Endayani (62), dan 10. Sri Hardina (66/rujuk RS Binta

11. Trully Handarini (59/rujuk RS Bintaro), dan 12. Arina (21/rujuk RS Bintaro), 13. Mariani (60), 14. Linda (60), 15. Sri Hartinah (66), 16. Talita (6), 17. Renita, 18. Jumirah, 19. Varila (17), dan 20. Reni (31). 

21. Leni Dayu (26), 22. Tika Juliani (35), 23. Mafiera (21), 24. Nurmila, 25. Parno, 26. Ny X-Luka berat, 27. Rahmadi Arifandi (29), 28. Hastuti (27), 29. Yuliani (60), dan 30. Lilis Setiawati (27). 

31. Ny X Luka sekujur tubuh (RS Fatmawati), 32. Jumilah (31), 33. Dwi Prayetno (27), 34. Puspo Negoro, 35. Putri-Ciputat, 36. Amelia (14/Sudimara) 37. Dinda Irmawati (21), 38. Mursani (48), 39. Enny Rustini (36), dan 40. Nani N (48). 

41. Nurhayati,  42. Nani, 43. Sugiarti (43), 44. Astuti (17), 45. Ratna Ria K (33), 46. Sri Rahayu (39), 47. Lina (41), 48. Duhifa (32), 49. Edvi (25) 50. Cahya (39), 51. Eka (25), 52. Sutinah (65), 53. Atik Haryati (45) 54. M Apoh (43), 55. Eni Rustin (34), 56. M Mursai (48), 57. Sadar (40). 


58. Yoseph (59/BSD-pulang), 59. Rasiken (32), 60. Ratna Ria (33), 61. Lisa (35/rujuk RS Bintaro), 62. Dinda (21) 63. Saodah (41/RS Fatmawati) 64. Iska Andini (47), 65. Lilis (Ciputat-pulang), 66. Mursanih (pulang), 67. Maryadi Natalia, 68. Ruji (37), 69. Anasiani (60), 70. Leni (26), 71. Ivo, 72. Juli Rani Doni (37), 73. Safini, 74. Najwa, 75. Misya, 76. Puji Rahayu (57). 

Di RS Pertamina: 1. Sopir truk tanki PT Pertamina: Cosimin, (Luka bakar-PT Pertamina), Warga Cibitung 2. Kondektur: Mujiono (luka bakar-pertamina), Alamat Bantar Gebang, 3. Slamet, 54/patah tulang kaki kanan, rujukan dari klinik pesanggrahan. 

4. Anike Yolanda, 39 warga Jl Rajawali RT03/17 Serua Ciputat, 5. Iskak Andini, 37 warga Perum Pondok Nenda Indah Blok 11/11 RT09/15 Ciputat RS Kramatjati (meninggal). 

Korban tewas, yakni 1. Masinis kereta Commuter Line, Sudarmanto (24) beralamat di Jalan Flores Baru 4 nomor 37 RT 03 RW 011, Panggung Tegal Timur, Tegal. dan 2. Asisten Masinis kereta Commuter Line yakni Agus Suroto (24) beralamat di Desa Sambong Blora RT 03 RW 01, Sambong Blora. 

3. Petugas Pelayanan KRL (PPK) kereta Commuter Line Sofyan Hadi beralamat di Jalan RA Kartini Gang Mawar 3 RT 02 RW 02, nomor 14, Bekasi, 4. Pengguna jasa kereta Rosa Elizabeth, 73, dengan alamat jalan Camar 10 Blok AJ nomor 2, RT 01 RW 08, Pondok Betung, 5. Pengguna jasa kereta Commuter Line, Yuni 16 thn.





Rabu, 02 Oktober 2013

29 September 2013 Bus Pinem BK 7772 LC kecelakaan tunggal

Korban Bus Pinem BK 7772 LC yang mengalami kecelakaan tunggal di tekongan maut Desa Pasar Bengkel Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai bertambah 1 orang, Minggu, (29/9/2013). 
Korban Meninggal Penumpang Bus Pinem Jadi 6 OrangJika hingga pukul 12.00 WIB pihak kepolisian memaparkan ada 5 orang yang meninggal namun sekira pukul 13.00 WIB bertambah satu orang lagi.
Kasat Lantas Polres Sergai, AKP Hasan Basri mengatakan korban terakhir yang meninggal yakni Mintan Br Sihombing (69). Bersama korban lainnya saat ini jasad korban masih berada dirumah sakit Trianda Pasar Bengkel.
"Barusan meninggal lagi 1 orang jadi sekarang korbannya ada 6 orang yang meninggal,"ujar Hasan Basri.
Ia menyebutkan korban meninggal karena luka yang cukup parah. Sebelumnya ia masih sempat dirawat dirumah sakit. Sebelumnya kecelakaan bus Pinem ini terjadi pada Minggu pagi sekira pukul 05.30 WIB. Bus melaju kencang dari arah Tebing Tinggi menuju Medan.

Selasa, 01 Oktober 2013

1 Oktober 2013 Kereta Api Tabrak Mobil Pick up

Serangkaian kereta api menabrak satu unit mobil pikap hitam, di perlintasan tanpa palang pintu Blok Kepuh, RT 02/01, Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, Selasa (1/10/2013).

Kereta Api Tabrak Mobil Pikap di Indramayu Sebabkan 13 Orang Tewas 
Akibatnya, 13 orang tewas dan 8 lainnya luka-luka. Humas PT KAI Daop 3 Cirebon Eko Budiyanto mengatakan, peristiwa terjadi sekitar pukul 10.26 wib. Ketika itu, Kereta Api Argo Dwipangga melaju dari arah Jakarta menuju Solo.
"Pada saat melintas di daerah Jengkok, Kertasemaya, Indramayu, ada mobil pikap yang melintas di jalur kereta," ujarnya
Seketika itu, pikap tertabrak hingga ringsek. 13 penumpang mobil pikap itu meninggal dunia, dan 8 lainnya luka-luka.
"Kalau kereta api tidak kenapa-kenapa, kereta tetap melaju ke Solo," kata Eko.
Eko mengakui, di perlintasan tersebut memang tidak ada palang pintu. Namun, dilengkapi rambu-rambu sehingga bisa diketahui kalau ada kereta yang melintas.

Rabu, 25 September 2013

13 April 2010 Merpati Boeing 737-300 Tergelincir

 
Merpati jenis Boeing 737-300 dengan no penerbangan MZ 836 tergelincir sejauh 500 m keluar landasan pacu dan terperosok sesaat setelah mendarat di Bandara Rendani Manokwari, Papua Barat, Selasa (13/4). Badan pesawat terbelah dua dalam kejadian ini. Pesawat yang terbang dari Jakarta- Yogyakarta- Makassar- Sorong-Manokwari itu mengalami kecelakaan saat mendarat di Bandara Rendani, Manokwari karena cuaca buruk, seluruh penumpang yang berjumlah 103 orang selamat dalam kejadian naas itu, 13 Orang luka luka
 

2 Agustus 2009 Pesawat Merpati Twin Otter menabrak pegunungan Bintang

Tim search and rescue (SAR) saat ini dipersiapkan untuk diterjunkan ke lokasi pesawat Twin Otter Merpati, yang diduga menabrak gunung di kawasan Amisibil, Kabupaten Pegunungan Bintang.

Pesawat itu berpenumpang 12 orang dengan 3 crew itu hilang kontak dalam penerbangannya dari Sentani-Oksibil, Minggu (2/8).

Dan Lanud Sentani Kol (P) Suwandi ketika dihubungi ANTARA, Selasa, mengemukakan  persiapan sedang dilakukan dengan menggunakan helikopter Kamov dan akan membawa delapan orang tim SAR, seorang diantaranya dokter. "Kami masih melakukan persiapan termasuk bila heli tidak dapat mendarat," ungkap Kol (P) Suwandi.

Menurut Suwandi, lokasi pesawat itu berada di pegunungan dan ditemukan oleh pilot Erick dan Mark dari AMA yang tergabung dalam tim SAR sekitar pukul 06.25 WIT.

Pesawat dengan MZ 9760 D dengan pilot Qadrianova dan co-pilot Pramudya itu ditemukan di kawasan Amisibil yang berjarak sekitar 3 mil dari Oksibil (ibukota Pegunungan.Bintang)


Korban : 15 Orang Meninggal Dunia

Rangkuman Kecelakaan Pesawat di Indonesia

22 April 1974 

Kecelakaan pesawat registrasi N446PA Boeing 707 Pan American World yang menabrak gunung di Bali, lima menit menjelang mendarat di bandar udara Ngurah Rai. Tragedi 22 April 1974 itu menelan korban 107 orang tewas.
 
4 Desember 1974
Pesawat Martin Air yang disewa Garuda Indonesian untuk penerbangan haji jatuh saat akan mendarat di bandar udara Kolombo, Sri Lanka, dan menyebabkan 191 korban tewas.
 
29 Maret 1979
Pesawat Twin Otter Merpati Nusantara Airlines jatuh di Gunung Tinombala dalam perjalanan dari Palu ke Tolitoli, Sulawesi Tengah, dengan 13 orang korban tewas.

6 Maret 1979
Garuda Indonesia Penerbangan 553 adalah pesawat Fokker F-28 Garuda Indonesia yang sedang dalam penerbangan tanpa penumpang dari Denpasar menuju Surabaya dan menabrak lereng Gunung Bromo di ketinggian 6.200 kaki. Keempat awaknya tewas.

11 Juli 1979
Sebuah pesawat Fokker F-28 Garuda Indonesia terlibat musibah pada 11 Juli 1979. Pesawat bernama Mamberamo itu dalam penerbangan dari Bandara Talang Betutu (Lampung) menuju Medan dipiloti Kepten A.E. Lontoh menabrak dinding Gunung Pertektekan, anak Gunung Sibayak dalam pendekatan (approaching) untuk mendarat di Bandara Polonia, Medan. 4 awak dan 57 penumpangnya tewas. 

13 Januari 1980
DC-9 Garuda yang rusak berat akibat mendarat keras di Banjarmasin
20 September 1981
Pesawat DC-9 Garuda Indonesian mendarat darurat akibat kerusakan mesin, sewaktu mendarat kedua ban belakang kiri pecah mengakibatkan pelek ban menghunjam landasan hingga sulit dipindahkan. Tak ada korban jiwa.

20 Maret 1982
Pesawat Garuda Indonesia jenis Fokker F-28 PK-GVK mendarat dalam cuaca hujan lebat, mengalami overrun dan tercampak ke areal persawahan di luar Bandara Branti, Bandar Lampung, Indonesia. 4 awak dan 23 penumpang tewas. 

11 Juni 1984
DC-9 lainnya, patah dua di landasan Kemayoran sewaktu mendarat setelah terbang ferry, tidak ada korban.

30 Desember 1984
DC-9 Garuda patah tiga di rawa-rawa akibat overshoot waktu mendarat di bandar udara internasional Ngurah Rai, Bali tidak menelan korban.

4 April 1987
Pesawat DC-9 Garuda Indonesian PK-GNQ jatuh dan terbakar di landasan Bandara Polonia menewaskan 26 awak dan penumpang serta 19 orang luka berat. Pada ketinggian 1.700 kaki menjelang mendarat, pesawat mengalami gangguan dalam cuaca buruk, hujan, kilat dan angin berkecepatan 4 knot.
1 Februari 1988
Pesawat  HS 748 PK-HIS milik maskapai Bouraq Airlines  mengalami tire blown out  pada nose wheel pada saat landing di Gorontalo. 5 Crew dan 28 penumpang selamat.

18 Juni 1988
VC-828  Merpati Nusantara dari Jakarta tujuan Polonia, Medan mendarat darurat di landasan rumput akibat kerusakan pada sistem hidrolik pendaratnya. Ke-67 penumpang dan lima awaknya selamat.

2 Januari 1990
Pesawat CASA C212 PK-PCM milik Pelita Air Services mengalami masalah pada mesin saat berada dil Laut Jawa, pilot memutuskan ditching (mendarat di laut) namun gagal dan tenggelam. 3  crew dan 13 penumpang tewas.

25 Januari 1990
Pesawat HS 748 PK-OBW milik Airfast menabrak gunung Sangkareang, Lombok karena cuaca buruk. 3 crew dan 16 penumpang meninggal.
9 Mei 1991
Pesawat Fokker F27 PK-MFD milik Merpati Nusantara  terbang dalam kondisi cuaca tidak baik dan menabrak gunung Kelabat, Manado. 5 crew dan 8 penumpang meninggal.

24 Juli 1992
Pesawat Vickers Viscount VC-8 milik Mandala kehilangan komunikasi saat mendarat menyebabkan pesawat menabrak dataran tinggi barat daya bandara Patimura airport. Menewaskan 7 crew dan 63 penumpang.

28 Agustus 1992
Pesawat Vickers Viscount VC-8 PK-IVX milik Bouraq Airlines terbakar setelah landing di bandara Syamsuddin Noor, Banjarmasin.   23 orang cedera.

18 Oktober 1992
Pesawat CN 235 PK-MNN milik Merpati Nusantara, menabrak gunung Puntang, Garut.   4 crew dan 27 penumpang meninggal.
9 Januari 1993
Pesawat HS 748 PK-IHE milik Bouraq Airlines mengalami kebakaran pada mesin kanan setelah mendarat dibandara Juanda, Surabaya.  23 orang cedera dan 16 orang meninggal.

31 Januari 1993
Pesawat SC-7 Skyvan Pan Malaysia Air Transport beregistrasi 9M-PID hilang 35 menit setelah lepas landas dari Polonia. Pesawat dengan 11 penumpang dan 3 awak jatuh di kawasan hutan Aceh Timur, hingga kini belum ditemukan reruntuhannya.

1 Juli 1993
Pesawat Fokker F-28 milik Merpati Nusantara mengalami musibah di Sorong saat akan mendarat di Bandar Udara Jefman. Pesawat terbang terlalu rendah dan salah jalur, menabrak bukit kecil setinggi pohon kelapa, mematahkan pesawat menjadi tiga bagian. 41 orang tewas dan dua cedera

25 April 1994
Pesawat BN-2A PK-ZAA milik Dirgantara Air Services  menabrak gunung Saran, Kalimantan Barat. Kecuali Ny. Nur Intan Fitriani yang lolos dari maut, 10 penumpang dan pilotnya tewas.

18 Juni 1994
Fokker F-27 PK-MFI Merpati Nusantara Airlines yang menabrak lereng Gunung Kalora sekitar empat menit sebelum mendarat di Bandara Mutiara, Palu, Sulawesi Tengah. 5 crew dan 7 penumpang tewas.

4 November 1994
Twin Otter Trigana Air Service menabrak gunung dekat Kebu, Irian Jaya, menewaskan empat penumpangnya.

30 November 1994
F-28 Merpati Nusantara tergelincir di Semarang melukai 77 penumpangnya.

10 Januari 1995
Pesawat  DHC 6 PK-NUK milik Merpati Nusantara hilang ketika melewati Selat Molo, NTB  (dicurigai ledakan pada Compartment Cargo). 4 crew dan 10 penumpang hilang.

9 Agustus 1995
Pesawat HS 748 PK-KHL milik Bouraq Airlines menabrak gunung Kumawa, Kaimana, Irian Jaya.  7 awak dan 3 penumpang tewas.

3 Oktober 1995
Sabang Merauke Raya Air Charter kehilangan CASA 212  PK-ZAG yang jatuh di Bakongan Kaimana, Tapak Tuan, Sumatera Utara. 5 cidera dan 1 tewas.

13 Juni 1996
Garuda Indonesia 865, pesawat terbakar setelah overrun akibat aborting take off oleh penerbangnya di Bandara Fukuoka, Jepang saat akan take off menuju Jakarta, Indonesia. 16 cedera dan 3 tewas.

7 Desember 1996
Pesawat C212-200 PK-VSO milik Dirgantara Air Services jatuh di bandara Wamena, Irian Jaya  setelah take off karena mesin kanan terbakar. 2 crew dan 15 penumpang tewas, pesawat jatuh 2.5 k m barat daya airport dan menimpa sebuah rumah, dua orang tewas didarat.

19 April 1997
Pesawat BAe-ATP PK-MTX milik Merpati Nusantara jatuh saat menjelang landing di Bulu Tumbang, Belitung. 15 orang meninggal.

26 September 1997
Garuda Indonesia Penerbangan GA 152 adalah sebuah pesawat Airbus A300-B4 yang jatuh di Desa Buah Nabar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara, Indonesia (sekitar 32 km dari bandara dan 45 km dari kota Medan) saat hendak mendarat di Bandara Polonia Medan pada 26 September 1997. Kecelakaan ini menewaskan seluruh penumpangnya yang berjumlah 222 orang dan 12 awak dan hingga kini merupakan kecelakaan pesawat terbesar dalam sejarah Indonesia.
Pesawat tersebut sedang dalam perjalanan dari Jakarta ke Medan dan telah bersiap untuk mendarat. Menara pengawas Bandara Polonia kehilangan hubungan dengan pesawat sekitar pukul 13.30 WIB. Saat terjadinya peristiwa tersebut, kota Medan sedang diselimuti asap tebal dari kebakaran hutan. Ketebalan asap menyebabkan jangkauan pandang pilot sangat terbatas dan cuma mengandalkan tuntunan dari menara kontrol Polonia, namun kesalahmengertian komunikasi antara menara kontrol dengan pilot menyebabkan pesawat mengambil arah yang salah dan menabrak tebing gunung.
Dari seluruh korban tewas, ada 44 mayat korban yang tidak bisa dikenali yang selanjutnya dimakamkan di Monumen Membramo, Medan. Di antara korban jiwa, selain warga Indonesia, tercatat pula penumpang berkewarganegaraan AS, Belanda dan Jepang.

19 Desember 1997
SilkAir Penerbangan 185 adalah layanan penerbangan komersial rutin maskapai penerbangan SilkAir dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, Indonesia ke Bandara Changi, Singapura. Pada tanggal 19 Desember 1997, sekitar pukul 16:13 WIB, pesawat Boeing 737-300 yang melayani rute ini mengalami kecelakaan jatuh di atas Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan. Seluruh 104 orang yang ada di dalamnya (97 penumpang dan 7 awak kabin) tewas, termasuk pilot Tsu Way Ming dan kopilot Duncan Ward.

14 Januari 2002
Lion Air Penerbangan JT-386 adalah sebuah penerbangan Lion Air dengan pesawat Boeing 737-200 yang jatuh setelah lepas landas di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau, Indonesia pada tanggal 14 Januari 2002. Saat itu pesawat sedang menuju Batam. Tidak ada korban jiwa. Pesawat mengalami kerusakan pada sayap bagian kanan.

16 Januari 2002
Garuda Indonesia Penerbangan 421 merupakan pesawat Boeing 737 yang menerbangi jalur Mataram-Yogyakarta-Jakarta. Pada 16 Januari 2002, pesawat melakukan pendaratan darurat di Bengawan Solo. Kecelakaan ini mengakibatkan seorang pramugari tewas dan melukai 12 penumpang lainnya. Kecelakaan itu terjadi pada pukul 15:05 WIB. Alasan utama kecelakaan pesawat ini ialah karena dalam keadaan cuaca badai dan mengalami kerusakan mesin. Akibatnya pilot terpaksa mendarat darurat di sungai.

25 Mei 2002
Pesawat DHC 6 milik Trigana Air Service, yang terbang dari Wamena menuju Enarotali jatuh dipegunungan di Papua. 2 crew dan 4 penumpang tewas.

30 November 2004
Pesawat MD-82 milik Lion Air dengan kode penerbangan JT 538 tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Adisumarmo di Solo dan menewaskan 26 orang. Pesawat tersebut lepas landas dari Jakarta dengan tujuan Surabaya (transit di Solo) pada pukul 17.00 WIB sambil membawa 146 penumpang. Menurut penuturan salah seorang penumpang, cuaca pada saat keberangkatan sudah buruk karena adanya hujan besar disertai petir. Saat pendaratan pada sekitar pukul 18.15 WIB, menurutnya, pesawat terasa seperti tidak dapat dihentikan dan akhirnya masuk ke sawah di bandara sebelum akhirnya berhenti di dekat kuburan. Pesawat tersebut patah di tengah, tepatnya di bagian tulisan ‘Lion’ pada badan pesawat. Beberapa pengurus NU, termasuk Ketua Komisi VIII DPR, KH Yunus Muhammad, juga termasuk penumpang yang meninggal.
Berdasarkan hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), penyebab kecelakaan adalah karena landasan pacu yang tergenar air atau peristiwa yang dikenal sebagai hydroplanning sehingga pesawat tergelincir dan tidak dapat dikendalikan.

10 Januari 2005
Lion Air Penerbangan 789 gagal lepas landas dari Kendari, Sulawesi Tenggara.

15 Februari 2005
Lion Air Penerbangan 1641 terperosok di Bandara Selaparang, Mataram, NTB.

5 September 2005
Mandala Airlines Penerbangan RI 091 merupakan sebuah pesawat Boeing 737-200 milik Mandala Airlines yang jatuh di kawasan Padang Bulan, Medan, Indonesia pada 5 September 2005. Kecelakaan ini terjadi saat pesawat sedang lepas landas dari Bandara Polonia Medan. Pesawat tersebut menerbangi jurusan Medan-Jakarta dan mengangkut 116 orang (111 penumpang dan 5 awak). Sebelumnya diberitakan pesawat tersebut mengangkut 117 orang namun seorang penumpang ketinggalan pesawat. Penumpang yang selamat berjumlah 17 orang dan 44 orang di darat turut menjadi korban.Pada 12 Oktober 2006, KNKT menyatakan bahwa menurut hasil penyelidikan, Penerbangan 91 jatuh akibat kondisi flap dan slat (alat penambah daya angkat pesawat saat lepas landas) yang tidak turun serta prosedur check list peralatan yang tidak sesuai persyaratan.

4 Maret 2006
Lion Air Penerbangan IW 8987 dari Denpasar – Surabaya yang membawa 156 orang tergelincir saat mendarat di Bandara Juanda karena cuaca buruk, semua penumpang selamat.

5 Mei 2006
Batavia Air Penerbangan 843 jurusan Jakarta – Ujung Pandang – Merauke setelah beberapa saat mengudara pilot meminta balik ke bandara, pada saat mendarat ban pecah dan pesawat tergelincir di landasan pacu Bandara Soekarno Hatta, 127 penumpang selamat, 4 orang luka-luka.

5 Mei 2006
Pesawat Twin Otter milik Trigana Air Service dengan 9 penumpang pejabat pemerintah daerah Puncak Jaya, Papua dan 3 awak jatuh dan menewaskan semua penumpangnya. Pesawat diduga menabrak dinding gunung.

1 Januari 2007
Adam Air Penerbangan KI-574 adalah sebuah penerbangan domestik terjadwal Adam Air jurusan Surabaya-Manado, yang sebelum transit di Surabaya berasal dari Jakarta, yang hilang dalam penerbangan. Kotak hitam ditemukan di kedalaman 2000 meter pada 28 Agustus 2007. Seluruh penumpang dan awak yang berjumlah 102 hilang dan dianggap tewas. Pada 25 Maret 2008, penyebab kecelakaan seperti yang diumumkan oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) adalah cuaca buruk, kerusakan pada alat bantu navigasi Inertial Reference System (IRS), dan kegagalan kinerja pilot dalam menghadapi situasi darurat.

7 Januari 2007
Batavia Air Penerbangan 524 dengan tujuan Jakarta dan membawa 135 penumpang dan 3 bayi gagal lepas landas dari Bandara Depati Amir, Pangkalpinang karena kerusakan di roda ketika pesawat bergerak di landasan pacu. Akibatnya pesawat berjalan oleng.

17 Januari 2007
Mandala Airlines Penerbangan 660 tujuan Jakarta-Makassar-Ambon terpaksa kembali ke Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng. Pesawat ini sempat mengudara 30 menit namun kemudian diketahui mengalami kerusakan roda.

17 Januari 2007
Batavia Air Boeing 737-400 rute Manado-Balikpapan-Jakarta dengan 147 penumpang dengan empat pramugari gagal melanjutkan perjalanan karena satu roda pesawat rusak.
21 Februari 2007, pesawat melakukan pendaratan keras di Bandara Juanda. Kecelakaan ini mengakibatkan bagian tengah badan pesawat patah. Akibat dari kecelakaan ini jadwal penerbangan sempat terganggu dan seluruh Boeing 737-300 milik Adam Air sempat dilarang terbang untuk inspeksi lebih lanjut olah KNKT.

7 Maret 2007
Garuda Indonesia Penerbangan GA-200 adalah sebuah penerbangan dari maskapai penerbangan Garuda Indonesia jurusan Jakarta-Yogyakarta, yang meledak ketika terperosok saat melakukan pendaratan pada tanggal 7 Maret 2007 pukul 06:55 WIB di Bandar Udara Adi Sutjipto Yogyakarta setelah lepas landas dari Bandar Udara Soekarno-Hatta Cengkareng, Jakarta pukul 06:00 WIB. Pesawat ini membawa 133 penumpang, 1 pilot, 1 copilot, dan 5 awak kabin. Pilot pesawat adalah Kapten Marwoto Komar.[2] Jumlah korban tewas adalah 22 orang (21 penumpang dan 1 awak pesawat). [1] Beberapa tokoh Indonesia juga ikut dalam penerbangan ini antara lain yaitu Ketua Umum PP Muhammadiyah Dien Syamsuddin (luka ringan)[3], kriminolog Adrianus Meliala (luka), dan mantan rektor UGM Yogyakarta Prof Dr. Kusnadi Hardjosumantri (meninggal).[4]. Pesawat tersebut juga membawa 19 warga negara asing antara lain dari Jepang, Brunei Darussalam dan 8 orang warga Australia yang merupakan rombongan jurnalis yang akan meliput kunjungan Menteri Luar Negeri Australia Alexander Downer di Yogyakarta.
Saksi mata mengatakan api dipicu dari meledaknya ban depan saat mendarat sehingga menjalar ke badan pesawat. Dilaporkan pula bahwa badan pesawat terbelah memanjang dari bagian kabin hingga ekor pesawat, sementara salah satu sayap pesawat pecah dan terbelah, 21 Orang Meninggal dan 119 Orang luka luka.

12 Maret 2007
Batavia Air Penerbangan 200 dengan tujuan Jakarta batal berangkat dari Bandar Udara Tjilik Riwut di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Seorang penumpang mengaku mendengar ledakan keras yang diduga dari bagian mesin saat pesawat telah melaju sekitar 500 meter di landasan pacu bandara. Pilot mengerem pesawat, lalu pesawat kembali ke apron.

23 Maret 2007
Merpati Nusantara Airlines Boeing 737-300 pecah kaca depannya dalam penerbangan dari Denpasar ke Kupang. Pesawat dengan 96 penumpang mendarat dengan selamat di Kupang, namun penerbangan kembali ke Jakarta harus ditunda.

19 April 2007
Trigana Air Fokker 27 melakukan pendaratan darurat di ujung bandara Wamena, Papua, setelah salah satu bannya pecah. Tak ada korban yang jatuh. 

9 April 2009
Pesawat Aviastar jatuh & Terbakar di Papua 6 Orang tewas

17 April 2009
Pesawat Mimika Air menabrak  Gunung Gergaji Mulia, Puncak Jaya Papua 11 Orang tewas

2 Agustus 2009
Pesawat Twin Otter Merpati, yang diduga menabrak gunung di kawasan Amisibil, Kabupaten Pegunungan Bintang.Pesawat itu berpenumpang 12 orang dengan tiga crew itu hilang kontak dalam penerbangannya dari Sentani-Oksibil.

13 April 2010
Sebuah pesawat Merpati jenis Boeing 737-300 dengan no penerbangan MZ 836 tergelincir sejauh 500 m keluar landasan pacu dan terperosok sesaat setelah mendarat di Bandara Rendani Manokwari, Papua Barat, Selasa (13/4). Badan pesawat terbelah dua dalam kejadian ini. Pesawat yang terbang dari Jakarta- Yogyakarta- Makassar- Sorong-Manokwari itu mengalami kecelakaan saat mendarat di Bandara Rendani, Manokwari karena cuaca buruk, seluruh penumpang yang berjumlah 103 orang selamat dalam kejadian naas itu

20 Juli 2009 Kisah Mistis dibalik Tabrakan bus CV Sartika Vs Truck

Kisah mistis mewarnai tragedi bus CV Sartika yang merenggut 7 korban jiwa saat bertabrakan dengan truk pengangkut toge di KM 57-58 Jalinsum Medan-Tebingtinggi persisnya di Dusun XIV, Desa Firdaus, Kec Sei Rampah, Sergai. Kecelakaan terjadi karena mengelakkan 10 bocah makhluk gaib.
Korban lakalantas bus CV Sartika.
“Ada sekitar 10 orang mahluk gaib yang menyerupai anak-anak yang diperkirakan berusia 8 hingga 12 tahun. Mahluk gaib tersebut hendak pulang ke rumah dari tempat mereka bermain,” kata paranormal Suriyadi (42).
Masih katanya, sebenarnya mereka (mahluk gaib) tidak mengganggu para pengguna jalan raya di sana. Hanya saja waktu itu, supir bus CV Sartika merasa kaget dan langsung banting setir berusaha menghindari rombongan bocah itu.
Memastikan terawangan itu, POSMETRO MEDAN pun kembali ke TKP dan bertanya pada warga setempat. Dari keterangan mereka, warga mengaku tidak tahu kenapa bus itu tiba-tiba mengoleng ke kanan, sebab mereka tak melihat apa yang dielakkan.
Seperti diberitakan sebelumnya, peristiwa naas itu bus CV Sartika BK 7069 DN Nomor pintu 714 yang dikemudikan Saut Maruba Sihombing (41) terjadi di Jalinsum Medan-Tebing KM 57-58, persis di Dusun XIV, Desa Firdaus, Kec Sei Rampah, Sergai Senin (20/7) pukul 22.00 WIB.
Informasi dihimpun POSMETRO MEDAN di Unit Laka Polres Perispan Sergai, Saut yang tinggal di Gang Juhar, Lingk II, Sirantau Datukbandar, Asahan mengemudikan pengangkutan umum itu dari terminal Amplas dengan 14 penumpang.
Di TKP dengan kecepatan tinggi, Saut hendak mendahului kendaraan yang berada di depannya namun dari arah berlawanan meluncur truk BK 8473 ND yang dikemudikan Suheri (33) warga Dusun I, Desa Cempedak Lobang, Sei Rampah.
Laga kambing pun tidak terelakkan yang mengakibatkan bagian depan kedua kendaraan tersebut ringsek. Suheri pengemudi truk serta 5 penumpang bus Sartika tewas di tempat.
Mereka masing-masing ; (1) Samsul Bahri, 35, warga Medan, (2) Untung, 45, Jalan Sumber Awal Linkungan X No 246, Kel Harjo Sari II, Kecamatan Medan Amplas, (3) Mr X yang diperkirakan berusia 51 tahun, (4) Sutrisno, 57, warga Dusun Gelumpang, Desa Binjai, Kec. Aceh Tamiang, dan (5) Emi, 54, warga Air Batu, Asahan.
Selanjutnya, Herianto Panjaitan (22) warga Kampung Baru Cilegen Barat, Jakarta Timur yang sempat mendapat perawatan di RSU Sultan Sulaiman, Sei Rampah, juga tewas. Sementara itu Supir Bus CV Sartika, Saut Maruba Sihombing kritis.
Petugas yang mendapat informas tersebut segera melakukan evakuasi semua korban ke RSU Sulatan Sulaiman yang berjarak sekitar 500 meter dari TKP.
Ketika disambangi POSMETRO MEDAN Selasa (21/7) di rumah duka, Atik (38) -isteri Suheri pengemudi truk—,ibu 3 anak ini dengan wajah sedih seusai pemakaman suaminya mengatakan, sebelum berangkat kerja suaminya marah-marah.
Katanya, Suheri merasa dongkol karena sepeda motor Yamaha Vega R dibawa kemanakannya bernama Putra, tak kunjung kembali hingga Suheri berangkat mengantar toge ke Tanjung Morawa, Deliserdang.
Akibat peristiwa itu, Atik kini harus menanggung beban 3 anak hasil pernikahan mereka, yakni Reza (9), Andre (7) dan Tio (4 bulan).
Kabag Bina Mitra Polres Persiapan Serdang Bedagai, AKP Syamsul Bahri Lubis ST membenarkan peristiwa tersebut. Saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan.
Korban yang masih dirawat yakni ;
Nurmainia (49) Jalan Tuamang Gang sadar, Kec Medan Barat
Miranda Nadia (5) Jalan Tuamang Gang sadar, Kec Medan Barat
Amin (54) Jalan Tuamang Gang sadar, Kec Medan Barat
Tuhari (45) warga Jalan Sri Cumi, Kec Pangkalan Brandan, Langkat.
Nisa (22) warga Desa panca Mukti, Kec Bidan Sinambela, Kab Rokan Hilir.
Ira (21) warga Jalan Deli Tua, Gang Baru, Kab Deliserdang.
Kui Hing(51) warga Simpang Gambus Dusun V, Kec lima Puluh, Kab Batubara.
Andika Kerniadi (16) warga simpang Gambus Kec Lima Puluh.
Andika Sunardi (24) warga Jalan Perdagangan, Lima Puluh, Batubara.
Samen (19) Dusun Parit Pompa Kiri, Desa Sicanang, Kab langkat.
Ahmad Yani (38) kernet truk warga Dusun I/III, Desa Cempedak Lobang.
Matnur (21) kernet truk warga Dusun I/III, Desa Cempedak Lobang.